Penasihat Presiden Palestina, Syekh Mahmoud Al-Habbash, bersama Duta Besar Palestina Zuhair Al-Shun dan pejabat Pemerintah Palestina, mengunjungi Kampus Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) di Jakarta pada hari Jumat (9/8/2024). Mereka hadir untuk menghadiri Stadium General bertema ‘Unusia Stand With Palestina’.
Dalam sambutannya, Mahmoud Al-Habbash menekankan bahwa hubungan Indonesia dengan Palestina bukan hanya sebatas hubungan politik, tetapi juga memiliki ikatan sejarah dan keagamaan yang mendalam. “Oleh karena itu, mendukung Palestina sama dengan mendukung Indonesia. Membela Yerusalem sama artinya dengan membela Jakarta,” katanya.
Mahmoud Al-Habbash juga menyatakan bahwa perjuangan untuk membebaskan kemanusiaan dari penjajahan harus terus dilakukan oleh Indonesia, dan ia mengapresiasi Unusia yang telah menunjukkan dukungan kepada Palestina. Ia menegaskan bahwa dukungan tersebut merupakan bentuk perlawanan terhadap penjajahan yang menimpa anak-anak di Palestina. “Terima kasih sekali lagi,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sejak tahun 1965, Palestina telah berjuang melalui berbagai jalur, baik militer maupun diplomasi internasional. Berkat usaha tersebut, sekitar 189 negara, termasuk Indonesia, telah mendukung kemerdekaan Palestina. Ia meminta dukungan berkelanjutan agar Palestina segera merdeka dari penjajahan.
Duta Besar Zuhair Al-Shun juga mengungkapkan rasa bangga dan haru terhadap Unusia serta para mahasiswanya yang turut mendukung Palestina.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kerjasama Unusia, Syahrizal, berjanji akan terus berjuang untuk kemerdekaan Palestina dan menyatakan keprihatinan atas nasib anak-anak di Gaza yang belum mendapatkan akses pendidikan. Syahrizal menawarkan kerjasama dengan Pemerintah Palestina agar anak-anak Gaza bisa melanjutkan pendidikan di Unusia. “Kami memiliki berbagai jurusan, termasuk Kedokteran di Surabaya,” ujarnya.
Unusia berkomitmen untuk memberikan dukungan di bidang pendidikan bagi Palestina. “Kami akan melakukan apa yang bisa kami bantu untuk anak-anak Gaza dalam pendidikan,” tutup Syahrizal.
