Menjaga Semangat Nasionalisme: Dosen dan Mahasiswa Berkontribusi dalam Penulisan Karya Ilmiah

Menjaga Semangat Nasionalisme: Dosen dan Mahasiswa Berkontribusi dalam Penulisan Karya Ilmiah
Menjaga Semangat Nasionalisme: Dosen dan Mahasiswa Berkontribusi dalam Penulisan Karya Ilmiah

Dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia dan sebagai wujud kontribusi nyata kepada masyarakat, civitas akademika yang tergabung dalam Yayasan Pembina Pendidikan (YPP) 17 Agustus 1945 Semarang meluncurkan kumpulan karya ilmiah berupa paper tentang nasionalisme. Sebanyak sembilan paper, yang ditulis oleh dosen, guru SMK, dan mahasiswa dengan berbagai sub-tema sesuai bidang keahlian masing-masing, telah disusun dalam sebuah buku dan akan dipresentasikan dalam sarasehan bertajuk “Merajut Rasa dan Sikap Nasionalisme di Era Digital.”

Mochamad Riyanto, Sekretaris Yayasan Pembina Pendidikan 17 Agustus 1945 Semarang sekaligus editor buku, menyoroti bahwa semangat nasionalisme di kalangan generasi muda semakin menurun seiring pesatnya perkembangan teknologi digital. Riyanto berharap karya ilmiah ini dapat memberikan respons terhadap isu tersebut. “Buku ini akan menjadi sudut pandang para dosen, sekaligus referensi yang menawarkan solusi dan resolusi terkait penurunan nasionalisme di era digital,” jelas Riyanto.

Fatma, seorang dosen Untag Semarang yang berfokus pada Teknologi Hasil Pertanian dan turut menyumbangkan karya ilmiah, berharap bisa membangkitkan semangat nasionalisme melalui penelitian di bidang pangan. Fatma menilai banyak potensi pangan lokal Indonesia yang dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat, ketimbang bergantung pada impor. “Digitalisasi adalah peluang strategis untuk mempromosikan dan melestarikan pangan lokal. Kami berharap generasi muda, yang akrab dengan teknologi, juga bisa lebih mengenal dan mencintai pangan lokal, sehingga tidak tergerus oleh perkembangan zaman,” kata Fatma.

Karya-karya ilmiah dari civitas akademika Yayasan Pembina Pendidikan 17 Agustus 1945 Semarang diharapkan tidak hanya tersebar di masyarakat melalui buku, tetapi juga akan diserahkan kepada Presiden RI dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sebagai sumbangsih pemikiran ilmiah untuk bangsa dan negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *