Mahasiswa Universitas Jambi (Unja) telah menciptakan inovasi baru berupa sabun yang memanfaatkan kulit jahe dan bonggol nanas, yang selama ini dianggap sebagai limbah pertanian. Inisiatif ini dipimpin oleh Ketua Tim, Ubaydillah Armandana, yang menjelaskan bahwa bahan baku untuk produk ini diperoleh dari pemasok lokal di Desa Ibru, Muaro Jambi untuk jahe, dan Desa Tangkit Baru, Muaro Jambi untuk nanas.
Kedua daerah tersebut dikenal memiliki hasil pertanian jahe dan nanas yang melimpah, sehingga pemanfaatan limbah ini menjadi sangat relevan. Ubaydillah menyatakan bahwa timnya melihat potensi besar dalam limbah kulit jahe dan bonggol nanas yang belum dimanfaatkan dengan baik, dan dari sinilah ide untuk menciptakan “sabun Travelovers” muncul.

Sabun ini adalah produk berukuran mini yang dirancang khusus untuk para pelancong, menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan dari limbah yang ada. Inovasi ini merupakan bagian dari Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW), yang bertujuan untuk mendorong kreativitas dan kewirausahaan di kalangan mahasiswa.
Dosen pembimbing, Nofrans Eka Saputra, memberikan apresiasi tinggi terhadap hasil karya mahasiswa tersebut. Ia menegaskan bahwa produk Travelovers tidak hanya memiliki nilai ekonomis yang menjanjikan, tetapi juga membawa dampak sosial yang positif. “Produk ini berpotensi menjadi solusi bagi masalah limbah pertanian di Jambi, sekaligus membuka peluang usaha baru bagi masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Nofrans berharap bahwa inovasi ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk menciptakan produk yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Dengan dukungan dari program P2MW, produk sabun Travelovers kini telah siap untuk dipasarkan. Rencana pemasaran mencakup distribusi melalui biro travel, khususnya untuk perjalanan umrah, haji, dan paket liburan lainnya, sehingga diharapkan dapat menjangkau lebih banyak konsumen.