Dua mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil menciptakan inovasi yang mengubah limbah minyak bumi menjadi energi listrik. Penemuan mereka mengantarkan mereka meraih juara pertama dalam kompetisi lomba poster inovasi, yang merupakan bagian dari Forum Improvement & Innovation Award (IIA) 2024.
Kedua mahasiswa tersebut, Ramadhita Purnomo dan Bryllian Kendek, merupakan anggota Gasolleum Team. Dalam kompetisi ini, mereka memperkenalkan inovasi berupa pengembangan microbial fuel cell. Mereka berhasil menemukan isolat bakteri Pseudomonas aeruginosa dari limbah minyak bumi (oil sludge) yang mampu menghasilkan listrik.
Rama, dalam pernyataannya (11/10/2024) yang dikutip dari Antara, menyatakan bahwa inovasi ini berpotensi mengurangi limbah industri sekaligus menghasilkan energi bersih. “Kami senang bisa berpartisipasi dalam kompetisi yang disponsori Pertamina, karena kami dapat terhubung langsung dengan industri. Kami ingin melakukan scale up,” ungkap Rama. Dia juga berharap bahwa penemuan ini bisa menjadi sumber energi baru untuk menerangi kantor Pertamina, sehingga oil sludge tidak hanya menjadi limbah, tetapi dapat dimanfaatkan sebagai energi.

Selain itu, mahasiswa Desain Produk dan Statistika Bisnis ITS juga meraih juara pertama dalam lomba produk inovasi dengan jam daur ulang plastik PP, bernama Cagar Watch. Ketua Tim Cagar, Senja Alfakori Diansah, menjelaskan bahwa jam analog tersebut terbuat dari plastik daur ulang dari limbah botol minum dan kemasan makanan.
Cagar Watch unggul dalam kategori reduce (mengurangi penggunaan), reuse (menggunakan kembali), recycle (daur ulang), dan upcycle (membuat produk baru dari produk lama). Tim Cagar Watch, yang terdiri dari Senja, Nisa Abiba, dan Syahrial Arkan, melihat kompetisi ini sebagai kesempatan pertama mereka untuk mempresentasikan produk tersebut. “Kami telah memulai penelitian sejak Mei, dan ini adalah pertama kalinya kami tampil di depan publik,” kata Senja.
Meskipun berhasil meraih juara, tim Cagar menghadapi tantangan dalam merealisasikan ide mereka menjadi purwarupa, terutama terkait pendanaan. Meskipun dana hibah dari Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi hampir habis, mereka akhirnya memperoleh dana dari Pertamina sebagai apresiasi atas kemenangan mereka. “Dana ini akan kami gunakan untuk melanjutkan pembuatan purwarupa Cagar Watch hingga menjadi produk final yang siap dijual,” tambah Senja.
Dalam acara IIA 2024, mahasiswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi langsung dan belajar dari praktisi di sektor hulu migas, serta menjembatani antara teori dan praktik di lapangan, serta mendapatkan pendanaan dari Pertamina Subholding Upstream regional Jawa.