Mahasiswa ITS Kembangkan Teknologi Limbah Lumpur Minyak Jadi Energi Listrik

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya — Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menemukan cara inovatif untuk menghasilkan energi listrik dari limbah lumpur minyak, yang berpotensi menjadi solusi energi alternatif sekaligus metode pengelolaan limbah. Tim ini, yang menamai diri mereka “Gasoileum,” dipimpin oleh Ramadhita Putra Purnomo dan beranggotakan Bryllian Michael Haholongan Kendek. Mereka memanfaatkan bakteri Pseudomonas Aeruginosa sebagai microbial fuel cell (MFC) untuk mengubah limbah organik menjadi energi listrik.

Dalam penelitian ini, bakteri Pseudomonas Aeruginosa berperan penting dalam proses penguraian glukosa nutrien yang menghasilkan elektron. Proses ini membutuhkan nutrien yang diambil dari limbah rumah tangga, seperti sisa sayuran dan buah-buahan. Sebelum dicampurkan, limbah tersebut terlebih dahulu dipotong kecil dan diproses dengan asam klorida (HCl) untuk memecah molekul glukosa, menurut penjelasan Bryllian Michael dalam wawancara yang dirilis di situs resmi ITS, Jumat (8/11/2024).

Tim mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Campuran nutrien ini kemudian dicampur dengan lumpur minyak dalam tabung berkapasitas 1.000 mililiter yang dilengkapi anoda dan katoda multimeter. Komponen ini dirancang sedemikian rupa hingga membentuk tiga lapisan dengan perbandingan 1:3. Struktur ini menjadi landasan terjadinya reaksi bio-elektrokimia, yang pada akhirnya menghasilkan elektron untuk membangkitkan energi listrik.

“Elektron ini kemudian menghasilkan tegangan dan arus listrik,” jelas Bryllian. Ia mengungkapkan bahwa dalam percobaan, metode ini berhasil menghasilkan listrik sebesar 21 watt, dengan efisiensi elektrokimia mencapai sekitar 5,16 persen dan 1,49 persen. Seluruh proses membutuhkan waktu sekitar sepekan untuk menghasilkan energi listrik yang stabil.

Ketua Tim, Ramadhita Putra Purnomo, menggagas ide ini setelah melihat potensi lumpur minyak—limbah dari pengolahan dan penyimpanan minyak mentah—sebagai sumber energi yang bisa dimanfaatkan secara optimal. “Kita perlu menangani lumpur minyak ini secara khusus agar tidak mencemari lingkungan saat dibuang,” ungkap Ramadhita.

Penemuan tim Gasoileum ini dipandang sebagai terobosan yang signifikan dalam pengelolaan limbah industri minyak dan gas. Selain mengurangi potensi pencemaran, teknologi ini juga menawarkan solusi bagi perusahaan yang ingin menghemat biaya operasional dan berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat.

Para peneliti berharap inovasi energi berbasis bakteri ini terus berkembang sebagai langkah awal untuk menciptakan sumber energi ramah lingkungan yang bermanfaat luas, terutama bagi sektor rumah tangga dan industri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *