Sucofindo bekerja sama dengan mahasiswa untuk menciptakan inovasi teknologi melalui penyelenggaraan Science Hackathon Festival atau Science HackFest serta Festival Inovasi Bisnis. Direktur Utama Sucofindo, Jobi Triananda, menyatakan bahwa perusahaan ingin bertransformasi menjadi entitas digital dalam bidang Testing, Inspection, Certification (TIC) dan green TIC.
“Melalui acara ini, kami berkolaborasi dengan mahasiswa untuk mengembangkan inovasi teknologi dan menghubungkan mereka dengan dunia bisnis. Kegiatan ini juga merupakan komitmen Sucofindo untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha dalam meningkatkan efisiensi digital dalam proses bisnis,” ungkap Jobi dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Jobi menjelaskan bahwa Science HackFest telah dilaksanakan untuk kedua kalinya dan merupakan kompetisi inovasi terbuka yang bertujuan menciptakan solusi berbasis teknologi 4.0 untuk mengatasi tantangan industri. “Acara ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antara teknologi dan kebutuhan global yang terus berkembang, khususnya dalam menciptakan ide-ide inovatif yang dapat mengatasi isu-isu seperti pengurangan karbon, keamanan siber, energi terbarukan, dan transportasi berkelanjutan,” tambahnya.
Dia berharap inovasi yang dihasilkan dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi Sucofindo dan pelaku usaha, tetapi juga bagi masyarakat secara umum. “Teknologi merupakan kunci untuk menyelesaikan berbagai masalah dan dapat meningkatkan daya saing pelaku usaha di kancah global,” kata Jobi.

Ketua Panitia Science Hackfest 2024, Zulfikar Aspa, juga mengapresiasi tingginya minat peserta. “Antusiasme para ‘stakeholder’ dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi sangat luar biasa, bahkan perusahaan swasta baik nasional maupun internasional juga ikut meramaikan acara ini,” ujarnya.
Rangkaian Science HackFest 2024 dimulai pada Mei 2024 dengan kegiatan Sucofindo Goes to Campus, pendaftaran, penetapan 17 finalis, bootcamp, dan diakhiri dengan penjurian final. “Secara keseluruhan, terdapat 53 tim dengan sekitar 200 peserta yang mendaftar, dan terpilih 17 tim finalis. Peserta terdiri dari pegawai Sucofindo, mahasiswa dari berbagai universitas, instansi, dan masyarakat umum,” jelas Zulfikar.
Salah satu finalis dari Telkom University, Vina Namira Andirna Andidi, mengatakan bahwa timnya telah berhasil melewati proses seleksi dan penjurian oleh para ahli teknologi. Mereka mengembangkan platform untuk efisiensi dalam perhitungan dan estimasi cadangan karbon di Indonesia. Platform ini bertujuan mendukung kegiatan perdagangan karbon dengan mempermudah pengukuran dan estimasi cadangan karbon, serta membantu proses pemantauan, pelaporan, dan verifikasi yang diperlukan.
“Ini bukan sekadar tentang menang atau kalah, tetapi tentang menciptakan perubahan nyata melalui teknologi. Saya bertekad untuk membawa proyek ini ke tahap selanjutnya agar dapat diimplementasikan dan memberikan solusi bagi pemerintah Indonesia,” ungkap Vina.
Acara ini juga dihadiri oleh Eko Adjie Buwono, National Project Manager dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Belladonna Troxylon Maulianda, Executive Director Indonesia Carbon Capture Storage (CCS) Center, dan Uke Kurniawan Usman, dosen Universitas Telkom, yang bertindak sebagai dewan juri. Eko berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi pertemuan pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya untuk kolaborasi dalam menghadapi tantangan teknologi industri.