Kemajuan teknologi yang cepat telah membawa perubahan besar di berbagai bidang, termasuk pertanian. Inovasi teknologi yang tepat dapat memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi sektor ini.
Untuk menghadirkan solusi teknologi yang dapat membantu petani, mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) Universitas Brawijaya (UB) bekerja sama mengembangkan SpectraGrow.
SpectraGrow adalah aplikasi rekomendasi tanaman yang menggunakan data satelit dan teknologi machine learning. Aplikasi ini diciptakan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan pertanian di Indonesia yang memiliki beragam kondisi tanah dan iklim.
Dengan memanfaatkan data satelit Sentinel-2A, SpectraGrow menggabungkan teknologi remote sensing dan machine learning untuk memberikan rekomendasi tanaman yang sesuai dengan karakteristik lahan tertentu. Tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil produksi pertanian dan membantu petani dalam memilih jenis tanaman yang tepat.
Aplikasi ini dirancang untuk perangkat Android, menggunakan teknologi remote sensing untuk memantau lahan pertanian dan memberikan rekomendasi tanaman yang paling cocok. Beberapa parameter penting yang dianalisis meliputi NDVI (Normalized Difference Vegetation Index), NDMI (Normalized Difference Moisture Index), NDSI (Normalized Difference Soil Index), Albedo, dan SKL (Satuan Kemampuan Lahan). Data ini diproses menggunakan perangkat lunak ArcGIS dan machine learning untuk menghasilkan rekomendasi yang akurat.
Menurut Setiyaki Aruma Nandi, ketua tim pengembang SpectraGrow, aplikasi ini memiliki tingkat akurasi lebih dari 90% dalam menganalisis kesesuaian lahan berdasarkan data satelit. Tingkat akurasi yang tinggi ini menjadi salah satu keunggulan SpectraGrow dibandingkan metode konvensional yang banyak digunakan oleh petani.
“Dengan SpectraGrow, petani dapat merencanakan jenis tanaman yang paling sesuai dengan lahan mereka. Ini sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi risiko kegagalan panen akibat pemilihan tanaman yang tidak tepat,” jelas Setiyaki.
Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia menyebabkan kebutuhan pangan yang mendesak. Oleh karena itu, inovasi seperti SpectraGrow diharapkan menjadi solusi cerdas dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan di masa depan.
SpectraGrow memberikan rekomendasi tanaman berdasarkan kondisi tanah dan iklim lokal, meningkatkan efisiensi produksi pertanian, serta meminimalkan penggunaan input pertanian yang tidak perlu.
“Melalui SpectraGrow, kami berharap dapat membantu petani memilih tanaman yang paling sesuai dengan lahan mereka, serta secara signifikan meningkatkan hasil produksi pertanian. Sistem rekomendasi ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang untuk ketahanan pangan di Indonesia,” tambah Setiyaki.
Pengembangan SpectraGrow memakan waktu sekitar empat bulan, melibatkan berbagai tahapan mulai dari riset dan pengumpulan data, pengembangan algoritma machine learning, hingga pengujian aplikasi. Selama proses tersebut, tim menghadapi tantangan, seperti keterbatasan data satelit dan kebutuhan perangkat lunak canggih untuk mengolah data.
Namun, dengan dukungan Universitas Brawijaya dan berbagai fasilitas yang tersedia, tim SpectraGrow berhasil mengatasi tantangan tersebut dan mempersiapkan aplikasi ini untuk berkompetisi di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-37 di Universitas Airlangga. Dukungan dari universitas dan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sangat membantu dalam pengembangan aplikasi ini.
Menurut Setiyaki, inovasi SpectraGrow tidak hanya untuk kompetisi di PIMNAS, tetapi juga diharapkan memberikan dampak positif bagi petani di Indonesia. Dengan aplikasi ini, petani dapat mengambil keputusan yang lebih baik terkait jenis tanaman yang akan ditanam, sehingga meningkatkan hasil produksi dan mengurangi risiko kegagalan.
“Kami berterima kasih kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atas pendanaan dan dukungan yang kami terima, serta kepada Universitas Brawijaya yang selalu mendukung kami. Inovasi ini kami persembahkan untuk pertanian Indonesia yang lebih maju dan berkelanjutan,” ujar Setiyaki.
SpectraGrow diharapkan menjadi kontribusi nyata mahasiswa Universitas Brawijaya dalam memajukan sektor pertanian Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi modern seperti remote sensing dan machine learning, SpectraGrow berpotensi menjadi alat efektif untuk mendukung praktik pertanian berkelanjutan dan meningkatkan ketahanan pangan di masa depan.
Setelah tahap pengembangan awal, tim SpectraGrow berencana melanjutkan proyek ini agar aplikasinya dapat digunakan oleh petani di seluruh Indonesia. Salah satu langkah yang akan diambil adalah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan lembaga penelitian, untuk mengumpulkan lebih banyak data lahan pertanian dan meningkatkan akurasi aplikasi.
Selain itu, tim berencana menambahkan fitur baru yang dapat memberikan informasi tambahan bagi petani, seperti prediksi cuaca, rekomendasi penggunaan pupuk, dan analisis risiko hama serta penyakit tanaman.
Dengan fitur-fitur ini, SpectraGrow diharapkan menjadi aplikasi komprehensif yang memberikan solusi holistik bagi petani dalam mengelola lahan mereka.
Dengan SpectraGrow, mahasiswa Universitas Brawijaya tidak hanya berupaya menciptakan inovasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, tetapi juga memberikan kontribusi nyata untuk mewujudkan pertanian yang lebih maju dan berkelanjutan di Indonesia.
SpectraGrow adalah contoh nyata bagaimana kolaborasi antara ilmu pertanian dan teknologi komputer dapat menghasilkan solusi inovatif yang bermanfaat besar bagi sektor pertanian dan ketahanan pangan di masa depan.
SpectraGrow merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Karsa Cipta yang didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Proyek ini dikembangkan oleh tim mahasiswa Universitas Brawijaya yang terdiri dari Setiyaki Aruma Nandi, Fransiskus Rio Pandi, Keiza Alfera Hummairo Assyura, Putri Eka Wulandari dari FTP, serta Bonaventura Julio Putra Nandika dari FILKOM, di bawah bimbingan Dr. Agr. Sc. Ir. Dimas Firmanda Al Riza, yang memiliki pengalaman luas di bidang teknologi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam.