Pembelajaran Berbasis Masalah Membantu Mahasiswa Menghadapi Tantangan Dunia Nyata

Pembelajaran Berbasis Masalah Membantu Mahasiswa Menghadapi Tantangan Dunia Nyata
Pembelajaran Berbasis Masalah Membantu Mahasiswa Menghadapi Tantangan Dunia Nyata

Dalam konteks pendidikan yang semakin menyatu dengan realitas sosial, kolaborasi antara perguruan tinggi dan komunitas sekitar menjadi semakin penting. Civitas akademika perlu menerapkan ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat. Salah satu bentuk kontribusi ini adalah melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Imam Prasodjo, seorang sosiolog dan tokoh masyarakat Indonesia, menganggap pengabdian kepada masyarakat sebagai salah satu pilar utama dalam misi tri dharma perguruan tinggi.

Menurut Prasodjo, metode pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning) yang diterapkan dalam kegiatan pengabdian masyarakat sangat penting untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan dunia nyata. “Proses kuliah di kampus harus disertai dengan pendekatan problem-based learning,” ujar Imam Prasodjo.

“Mahasiswa harus diajak memahami masalah sosial melalui social mapping dan bekerja sama untuk menemukan solusi yang bermanfaat bagi masyarakat,” tambahnya. Untuk memungkinkan mahasiswa berkontribusi pada masyarakat sambil memahami masalah sosial, Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) di Tangerang Selatan menyediakan kesempatan melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN). UPJ bekerja sama dengan Kampung Ilmu, sebuah komunitas pendidikan transdisiplin di Desa Cisarua, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, untuk mendukung pelaksanaan KKN.

Kampung Ilmu, yang digagas dan dipimpin oleh Imam Prasodjo, berfungsi untuk menjembatani teori dengan praktik lapangan. Salah satu inisiatif utama dari kolaborasi ini adalah Program KKN tematik di Kampung Ilmu Purwakarta. Imam Prasodjo berpendapat bahwa mahasiswa sebaiknya mengikuti mata kuliah kewirausahaan sosial sebelum terjun langsung ke lapangan.

“Dengan pemahaman teoritis yang kuat, mahasiswa dapat merancang solusi yang relevan dengan kondisi masyarakat yang mereka hadapi,” jelasnya. Prasodjo juga menilai pentingnya pengalaman langsung (experiential learning) seperti tinggal sementara di komunitas fokus studi mereka, yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan akademis dan keterampilan hidup yang penting.

Imam juga menekankan pentingnya integrasi teknologi digital dalam pendidikan tinggi. Ia menyarankan kerjasama antara UPJ dan para praktisi serta ahli dari berbagai bidang melalui platform online. “Mengikutsertakan sumber daya kreatif dari luar kampus dapat memperkaya pengalaman belajar mahasiswa dan mengurangi ketergantungan hanya pada dosen internal,” tambahnya. Rektor UPJ, Ir. Yudi Samyudia, Ph.D., menambahkan bahwa UPJ terus mendorong pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran untuk meningkatkan pengalaman belajar mahasiswa dan akses ke berbagai sumber daya pendidikan.

Dengan pendekatan holistik dan inovatif ini, kolaborasi antara pendidikan tinggi dan masyarakat tidak hanya mempersiapkan mahasiswa untuk dunia kerja tetapi juga menciptakan dampak sosial yang positif. Visi ini menegaskan bahwa pendidikan yang terintegrasi dengan realitas sosial adalah kunci untuk menghasilkan generasi penerus yang lebih siap menghadapi tantangan global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *